Bridget Jones (Renee Zellweger) is turning 43, and she doesn’t like it. Still single and childless, she fills her daily diary with concerns about loneliness, finding her friends off raising their kids. Working as a producer for a fledgling news show currently being assessed by Alice (Kate O’Flynn), a millennial branding official, Bridget is urged to have fun with her life, joining enabling pal Miranda (a scene-stealing Sarah Solemani) at a music festival where she meets online dating tycoon, Jack (Patrick Dempsey). Charmed by the stranger, Bridget enjoys a one-night stand with Jack, fleeing the next morning. At a christening party, Bridget reunites with Mark (Colin Firth), who’s about to go through a divorce, making him available once again. Despite their troubled romantic history, passion leads to lovemaking. Three months later, Bridget finds herself pregnant but unsure who the father is, welcoming Jack and Mark into her screwball life, unsure when to tell them about the paternity issue.
Scripted by Dan Mazer, Emma Thompson (who appears as Bridget’s doctor), and Helen Fielding (who originated the character), “Bridget Jones’s Baby” doesn’t stray far from series formula, reuniting with the aging misfit as she sits alone in her apartment with a single cupcake, celebrating her birthday with a flurry of negative thoughts. It’s a scene that’s repeated throughout the trilogy, but now this time plays a greater role in the ongoing narrative, meeting an older, practiced Bridget who can’t quite nail down a love life as easily as she manages her news program, where she casually trades vulgarities with host Miranda while Alice and her staff of millennial clichés stalk the halls looking for lifers to fire. While Bridget still drinks, she’s given up smoking and lost weight (which seems like a Zellweger contractual demand), keeping up her diary on a tablet, remaining true to the personality we left behind in 2004, sans Mark, who left and sampled another marriage over the last decade.
Review Bridget Jones's Baby Indonesia
Review Bridget Jones's Baby Indonesia
“Sekuel ketiga penuh nostalgia dan tawa serta hati dari karakter ikonik yang kita kenal selama ini”
Di umurnya ke-43, Bridget Jones yang akhirnya mencapai berat badan ideal fokus pada kehidupan dan karirnya sebagai produser TV. Di tengah-tengah tekanan kerja di bawah manajemen baru, Bridget bertemu pria baru sekaligus Mark Darcy – pria yang pernah menjadi masa lalunya. Berhubungan dengan keduanya sekaligus, Bridget pun hamil dengan probabilitas 50% tahu siapa ayah kandungnya. Sekali lagi terjebak dalam cinta segitiga – dengan tambahan bayi dalam kandungan – Bridget harus jujur pada dirinya sendiri mengenai pada siapa hatinya akan berlabuh.
Dua belas tahun sejak sekuel kedua Bridget Jones: The Edge of Reason (2004), ini adalah Bridget Jones yang kita kenal! Hanya saja, lemak yang menghilang dan digantikan dengan… jejak-jejak umur kepala empat. Sutradara Sharon Maguire pun kembali mengulangi perannya seperti dalam film orisinilnya Bridget Jones’s Diary (2001). Hasilnya adalah film komedi romantis rasa nostalgia yang penuh dengan tawa dan hati. Terbilang cheesy memang iya, tetapi memang seperti inilah cheesy khas Bridget Jones yang canggung dan tampak kehilangan fungsi normal ketika sedang jatuh cinta.
Ceritanya adalah karya orisinil dan tidak diambil dari novel ketiga yang berjudul Bridget Jones: Mad About the Boy yang ditulis oleh Helen Fielding. Hasilnya memang cukup pararel dengan jalan cerita dua sekuel sebelumnya, hanya dengan pembaharuan di segi umur dan konteks tahun 2016. Masih kocak dan membuat gue tertawa terbahak-bahak, meski dengan kisah romansa cheesy yang sudah dapat ditebak sejak awal. Namun gue sempat lupa bahwa franchise Bridget Jones adalah sebuah franchise yang kaya dengan pilihan lagu soundtrack yang sangat catchy dan cenderung klasik.
Bridget Jones’s Baby pun menandai sebagai satu-satunya film rom-com yang menjadi sebuah trilogi yang utuh. Sayang memang Renee Zellweger tidak ingin mengubah fisiknya menjadi karakter ikonik yang chubby dan menggemaskan itu, tetapi masih katam dengan setiap karakterisasinya yang mudah mengambil hati siapa saja. Melihat Jim Broadbent dan Gemma Jones berada dalam satu layar jelas membangkitkan rasa nostalgia dan membuat bioskop tampak seperti rumah sendiri yang hangat. Colin Firth tetap menjadi seorang Colin Firth, dan secara mengejutkan Patrick Dempsey tampil lebih intimidatif ketimbang Hugh Grant.
Trailer
Trailer
Screenshoot
Screenshoot
